Saturday, 5 July 2014
MOTOR GRADER GD511A-1 TAHUN 2008
Merk:Komatsu
Type: Motor Grader ( Grader )
Tahun Pembuatan : 2008
Kondisi : Barang Ready Siap Kerja
Status: SOLD OUT
Lokasi: Surabaya
Tuesday, 1 July 2014
Langkah-langkah Proses Pembuatan Jalan Aspal
Jalan raya di indonesia pada umumnya menggunakan jalan asphalt, tapi bagaimanakah cara membuat jalan aspal? Bagaimana langkah proses nya hingga dapat menjadi jalan aspal? Berikut urutan kerja pembuatan jalan aspal beserta alat-alat berat dan kegunaanya dalam proses pembuatan jalan aspal.
1. Pembersihan dan Perataan lahan
Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun pepohonan kemudian diratakan. Hal ini dilakukan agar proses pembuatan jalan dapat berjalan dengan maksimal sesuai dengan hasil yang diharapkan
Untuk membersihkan lahan dan menggali maupun menimbun tanah, alat yang digunakan adalah Excavator, jenis excavator dapat anda lihat disini.
Setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan pekerjaan perataan tanah dengan menggunakan alat berat bulldozer atau dozer.
Dan untuk memindahkan tanah bekas galian maka digunakan dump truk untuk mengangkut meterial yang akan dipindahkan.
2. Penghamparan Material Pondasi Bawah
Penghamparan material pondasi bawah berupa batu kali menggunakan alat transportasi dump truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat tandem roller
Pekerjaan perataan dengan tandem roller di lakukan lagi pada saat penghamparan lapisan pondasi atas, dan lapisan permukaan.
Pada saat penghamparan material pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi timbunan dengan alat teodolit dan perlengkapanya.
3. Penghamparan Lapisan Aspal
Setelah lapisan pondasi bawah selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah penghamparan aspal yang sebelumya sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga mencair.
Untuk menghamparkan aspal digunakan alat Asphalt Finisher.
Setelah aspal berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah diukur menggunakan deodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan dengan compactor hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan
pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic roller. Untuk jenis dan macam compactor dapat anda lihat disini.
Itulah sedikit penjelasan tentang proses pembuatan jalan dengan aspal. Semoga bermanfaat !
Apa Itu Batu Bara ?
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Umur Batu Bara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 – 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Materi Pembentuk Batu Bara
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umumnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
a. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Kelas Dan Jenis Batu Bara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
a. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% – 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
b. Bituminus mengandung 68 – 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
c. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
d. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
e. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Pembentukan Batu Bara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
a. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Demikian sekilas serba serbi tentang batu bara, semoga bermanfaat!
Sumber : wikipedia.org
Tips Perawatan Forklift
Forklift adalah salah satu satu alat atau kendaraan yang sangat membantu dalam memindahkan serta menata barang-barang dengan baik, alat ini umum digunakan dalam bidang logistik barang di sebuah industri ataupun pergudangan.
Untuk mengetahui jenis alat angkat (lifting equipment) yang lain dapat anda lihatdisini.
Seperti halnya dengan peralatan mesin lain, bagian mekanik dari forklift juga cendrung aus pada saat penggunaan terus menerus. Untuk dapat memberikan efisiensi terhadap forklift yang dapat digunakan dalam jangka panjang, maka diperlukan perawatan yang tepat agar bisa digunakan dengan baik dan nyaman serta meminimalkan kemungkinan kecelakaan kerja yang mungkin terjadi akibat kurangnya perawatan terhadap forklift ini.
Berikut beberapa tips perawatan forklift yang dapat dilakukan :
1. Olesi dengan minyak bagian yang bergerak secara aktif
Forklift memiliki bagian yang bergerak secara aktif seperti pedal untuk penyangah garpu bagian depan. Usahakan bagian sendi yang bergerak ini tidak dalam keadaan kering, karena gesekan yang terjadi selama penggunaan forklift akan berdampak buruk pada kinerja forklift jika bagian sendi tersebut dalam keadaan kering.
2. Periksa bahan bakar dan cairan lain secara teratur
Selain bahan bakar, ada cairan atau minyak lain yang membantu mesin yang ada pada forklift. Pastikan cairan ini diperiksa secara teratur dan tidak kehabisan selama pemakaian. Cairan ini antara lain adalah cairan transmisi, hidrolik, pendingin, dan oli.
3. Pastikan Forklift di charge penuh
Untuk tipe forklift yang menggunakan tenaga baterai, gas, dan listrik untuk electric forklift harus dipastikan di isi atau di charge penuh sebelum pemakaian.
4. Pastikan Gauges Forklift berfungsi secara benar
Gauges Forklfit yang ada dipanel instrumen berfungsi untuk memberikan indikasi ketika ada beberapa bagian yang rusak atau tidak berfungsi. Oleh karena itu, harus dipastikan instrumen ini berfungsi dengan baik agar kerusakan pada bagian lain dapat diketahui secara benar dan baik.
5. Pastikan ban forklift dalam keadaan baik
Ban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah forklift, harus dipastikan tekanan udara yang ada pada ban harus seimbang. Selain agar beban yang dibawa dalam keadaan stabil, hal ini agar power yang dikeluarkan forklift stabil.
Perawatan forklift secara berkala dapat dilakukan sebagai berikut :
A. Periodic I [ 250 Jam / 1 Bulan ]
1. Ganti Oli Mesin.
2. Periksa dan Ganti Saringan Bahan Bakar.
3. Ganti Saringan Oli Mesin.
4. Greasing Untuk Semua Nipple Pada Bagian Yang Bergerak.
5. Periksa dan Bersihkan Saringan Bahan Bakar.
6. Periksa dan Bersihkan Saringan Udara Pembersih.
7. Periksa Fungsi Kerja Kopling Gesek / Automatic [ Tor–Con ].
8. Periksa Fungsi Kerja Hydraulic System.
9. Periksa Fungsi Kerja Aksesoris.
10. Periksa dan Setel Ulang Putaran Mesin.
11. Periksa dan Setel Ulang Ketegangan Tali Kipas Pendingin.
12. Periksa dan Setel Ulang Ketegangan Rantai Pengangkat.
13. Periksa Kondisi Ban dan Mur Pengikatnya.
14. Periksa Kondisi Garpu dan Attachment Lainnya.
15. Periksa dan Setel Ulang Fungsi Kerja Rem.
16. Periksa dan Setel Ulang Radius Putar.
17. Periksa dan Tambahkan Oli Hydraulic / Air Pendingin Radiator.
2. Periksa dan Ganti Saringan Bahan Bakar.
3. Ganti Saringan Oli Mesin.
4. Greasing Untuk Semua Nipple Pada Bagian Yang Bergerak.
5. Periksa dan Bersihkan Saringan Bahan Bakar.
6. Periksa dan Bersihkan Saringan Udara Pembersih.
7. Periksa Fungsi Kerja Kopling Gesek / Automatic [ Tor–Con ].
8. Periksa Fungsi Kerja Hydraulic System.
9. Periksa Fungsi Kerja Aksesoris.
10. Periksa dan Setel Ulang Putaran Mesin.
11. Periksa dan Setel Ulang Ketegangan Tali Kipas Pendingin.
12. Periksa dan Setel Ulang Ketegangan Rantai Pengangkat.
13. Periksa Kondisi Ban dan Mur Pengikatnya.
14. Periksa Kondisi Garpu dan Attachment Lainnya.
15. Periksa dan Setel Ulang Fungsi Kerja Rem.
16. Periksa dan Setel Ulang Radius Putar.
17. Periksa dan Tambahkan Oli Hydraulic / Air Pendingin Radiator.
B. Periodic II [ 1000 Jam / 1 Tahun ]
1. Materi Pekerjaan Pada Periodic I.
2. Kuras Tangki Solar.
3. Kuras Tangki Hydraulic.
4. Periksa dan Ganti Oli Gardan / Transmisi.
5. Periksa dan Ganti Oli Hydraulic.
6. Periksa dan Bersihkan Saringan .Oli Hydraulic.
7. Periksa Tekanan Kompresi Pada Cylinder Mesin.
8. Periksa / Bersihkan / Ganti Nozzle / Busi / Platina.
9. Periksa dan Setel Ulang Tekanan Kerja Oli Hydraulic / Tor–Con.
10. Ganti Saringan Hydraulic / Tor–Con.
11. Buatkan Laporan Tekhnik Kerja Tahunan Yang Akan Datang.
2. Kuras Tangki Solar.
3. Kuras Tangki Hydraulic.
4. Periksa dan Ganti Oli Gardan / Transmisi.
5. Periksa dan Ganti Oli Hydraulic.
6. Periksa dan Bersihkan Saringan .Oli Hydraulic.
7. Periksa Tekanan Kompresi Pada Cylinder Mesin.
8. Periksa / Bersihkan / Ganti Nozzle / Busi / Platina.
9. Periksa dan Setel Ulang Tekanan Kerja Oli Hydraulic / Tor–Con.
10. Ganti Saringan Hydraulic / Tor–Con.
11. Buatkan Laporan Tekhnik Kerja Tahunan Yang Akan Datang.
Semoga bermanfaat !
Tips Memilih Ban Untuk Alat Berat Loader
Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa ban adalah aksesories pelengkap dan tidak terlalu berpengaruh pada performa kendaraannya. Mungkin anda perlu sedikit melihat jenis ban, merk dan pola yang ada pada permukaan ban serta ukurannya dibuat berbeda pasti ada tujuan khusus untuk penggunaannya yang sesuai dengan kondisi atau medan yana akan ditempuh oleh ban tersebut.
Maka dari itu, kita akan bahas sedikit tips untuk menentukan jenis ban yang cocok untuk diaplikasikan pada alat berat loader anda.
Loader adalah salah satu jenis alat berat yang digunakan untuk memindahkan atau membawa benda – benda seperti pasir, kerikil, tanah dan batu, aspal. Ada berbagai jenis loader yang tersedia dan setiap jenis loader memiliki kelebihan masing – masing dan tentunya fungsi yang berbeda untuk setiap jenisnya. Lihat disini.
Loader merupakan investasi yang cukup penting dan memakan biaya yang cukup besar bagi para pelaku bisnis. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa loader Anda bekerja dalam kondisi yang terbaik.
Memilih ban loder yang tepat untuk loader Anda adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa mesin Anda beroperasi secara efektif. Pilihan Ban Loader yang tepat memungkinkan loader Anda untuk bekerja lebih efisien dan tentunya mengurangi biaya operasional dan downtime.
Berbagai jenis ban loader yang digunakan untuk front end loader, skid steer, backhoe atau forklift tergantung pada medan atau area tempat alat berat anda bekerja dan berjalan. Ban dengan kembang ‘lug’ ideal untuk traksi sedangkan ban dengan kembang yang lebih halus cocok untuk permukaan berpasir atau berumput dan pola ‘skid tyre’ cocok digunakan di jalan beton.
Jenis ban loader dibahas lebih rinci di bawah :
Pola Kembang LUG
Ban dengan pola kembang LUG sangat cocok untuk penggunaan traksi. Semakin dalam pola LUG dari ban itu, maka akan semakin baik pula dalam melakukan traksi. Perlu diketahui bahwa ban dengan pola LUG tidak cocok digunakan pada permukaan beton dan permukaan sensitif seperti daerah berumput karena ban jenis ini memberikan tekanan pada permukaan tanah yang cukup tinggi sehingga penggunaan ban pada kedua area tersebut akan menyebabkan ban cepat menipis.
Pola Kembang Industrial LUG
Ban dengan pola kembang industrial LUG merupakan ban multi-fungsi. Ban ini dapat digunakan untuk permukaan beton dan juga tanah lunak. Jika Anda menjalankan loader Anda di jalan umum, maka ban industrial LUG sangat dianjurkan.
Pola Turf
Pola Turf sangat cocok digunakan untuk permukaan beton keras dan juga untuk permukaan sensitif seperti daerah berumput. Jenis ban ini memiliki jumlah tapak yang banyak dan memberikan tekanan yang rendah pada permukaan, sehingga sangat efisien jika digunakan pada permukaan beton. Pola dari sisi atau pinggiran ban yang halus meratakan beban yang diangkut oleh loader anda ketika bergerak, sehingga kerusakan pada permukaan rumput dapat diminimalkan.
Skid Steer Tread
Ban loader dengan pola skid steer cocok digunakan untuk pekerjaan berat karena dilengkapi dengan pelindung velg (pelek) dan memiliki lapisan benang yang cukup tebal. Ban loader dengan pola ini bekerja terbaik untuk aplikasi 50 % traksi dan 50 % permukaan yang keras. Ban loader dengan pola skid steer pada umumnya hanya tersedia dalam ukuran kecil, membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk compact wheel loader.
Semua jenis ban sebenarnya merupakan kombinasi antara traksi, kekuatan dan daya pakai. Perlu diingat bahwa tidak ada satu ban yang sempurna untuk keseluruhan usia dan beban kerja loader anda terutama jika loader Anda bekerja atau dijalankan pada berbagai macam jenis permukaan seperti pada permukaan yang keras pada suatu hari dan kemudian pada permukaan sensitif pada hari berikutnya.
Yang perlu diingat bahwa Anda harus memilih ban berdasarkan jenis permukaan tempat loader anda bekerja biasanya. Perlu diperhatikan bahwa skid steer loader tidak dapat menggunakan banyak pilihan ban seperti yang dibahas dalam artikel ini karena aplikasi dari jenis loader ini memberikan banyak tekanan terutama pada ban dengan kembang lug, sehingga berpotensi merobek sisi luar ban dengan mudah.
Inilah sebabnya mengapa compact loader yang cenderung berukuran kecil merupakan pilihan utama karena banyak berbagai pilihan ban dapat digunakan dalam berbagai aplikasi jenis loader ini.
Semoga Bermanfaat!
Sumber : berbagai sumber